Rabu, 11 Januari 2017

KESEPAKATAN BERSAMA
KEGIATAN PEMBERDAYAAN POTENSI SISWA


Yang bertanda tangan di bawah ini adalah :

1. Nama : Mery Yuni Anawati
Jabatan : Pimpinan Operasional Grahita Indonesia Cabang Samarinda
Alamat : Sempaja Lestari Indah Blok G/52 Samarinda
Bertindak untuk dan atas nama Grahita Indonesia Cabang Samrinda selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA
2. Nama : Ali Muttaqin Syuryanto, M.Pd
Jabatan : Kepala MAN Tanjung Redeb
Alamat : Jln. Pangeran Diponegoro II Tanjung Redeb
Bertindak untuk dan atas nama MAN Tanjung Redeb yang selanjutnya  disebut sebagai PIHAK KEDUA


Atas dasar kemauan baik kedua belah pihak telah membuat kesepakatan kerja sama dalam kegiatan Pemberdayaan Potensi Siswa yang tertuang dalam pasal-pasal berikut :

Pasal 1
Pemberdayaan Potensi Siswa yang dimaksud adalah serangkaian kegiatan pemeriksaan psikologis, penjelasan hasil dan konsultasi psikologis secara umum dan klasikal bagi orang tua dan siswa.


Pasal 2
Pihak Pertama wajib memberikan data global hasil pemeriksaan psikologis kepada Pihak Kedua dan apabila diperlukan menyertakan data individual untuk keperluan sekolah.


Pasal 3
Pihak Pertama wajib melakukan kegiatan Pemberdayaan Potensi pada  siswa siswi MAN Tanjung Redeb dimana waktu pelaksanaannya dilakukan berdasarkan kesepakatan bersama antara Pihak Pertama dan Pihak Kedua.

Pasal 4
Pihak Pertama wajib menjadi pendamping sekolah serta membantu memberikan solusi bagi siswa siswi, guru dan orang tua siswa siswi MAN Tanjung Redeb dalam persoalan psikologis yang ada pada  saat proses belajar mengajar dan mendidik siswa selama tahun ajaran berlangsung.


Pasal 5
Jika terjadi silang selisih Pihak Pertama dan Pihak Kedua  akan menempuh jalan musyawarah dan mufakat.


Pasal 6
Kesepakatan bersama ini berlaku sejak ditandatangani sampai akhir tahun pembelajaran MoU berikutnya.




                                                                                                      Tanjung Redeb,  Juli  2016 

Pihak Pertama                                                                  Pihak Kedua





Ali Muttaqin Syuryanto, M.Pd.                                 Mery Yuni Anawati





KISI-KISI PENULISAN SOAL
Semester ganjil 2016/2017

Satuan Pendidikan  : SMA/MA                            Alokasi Waktu     : 120 menit
Mata Pelajaran         : Bahasa Inggris                    Jumlah Soal          : 25 multiple choice, 5 essays  
Kelas / semester       : XII / 1                                                             
Penulis                       : ALI M. SYURYANTO, M.Pd

No.
SK
KD
Materi
Indicator
Bentuk soal
No.

1









2
Berbicara
3.  Speaking
Mengungkapkan makna dalam teks percakapan transaksional dan interpersonal resmi dan berlanjut (sustained) dalam konteks kehidupan sehari-hari





Membaca
5.   Memahami makna teks fungsional pendek dan esei sederhana berbentuk  narrative,  explanation, dan discussion  dalam konteks kehidupan sehari-hari dan untuk mengakses ilmu pengetahuan




Mengungkapkan makna dalam percakapan transaksional (to get things done) dan interpersonal (bersosialisasi)  resmi dan berlanjut (sustained) dengan menggunakan ragam bahasa lisan secara akurat, lancar dan berterima dalam konteks kehidupan sehari-hari  dan melibatkan tindak tutur: menyampaikan annoyance.




5.1      Merespon makna dalam teks fungsional pendek  (misalnya narratives, exposition, explanation and or discussion text, dll.) resmi dan tak resmi yang menggunakan ragam bahasa tulis secara akurat, lancar dan berterima dalam konteks kehidupan sehari-hari


Mengungkapkan mengusulkan/memohon, mengeluh, kemampuan, kemungkinan dan memerintah, mengusulkan, mengakui kesalahan, maksud/tujuan, menuduh, berjanji, menyalahkan dan, keingintahuan.



1. Exposition text, discussion text, Narratives Text, dan explanation Text.

2.   Diberikan suatu dialog, siswa dapat melengkapi dialog sesuai dengan ungkapan possibility dan admitting.
3.  Diberikan suatu dialog, siswa dapat melengkapi dialog sesuai dengan ungkapan blame dan curiousity.
4.  Diberikan suatu dialog, siswa dapat melengkapi dialog sesuai dengan ungkapan intention.
5.  Diberikan suatu dialog, siswa dapat melengkapi dialog sesuai dengan ungkapan accusing dan promise.
6.  Diberikan suatu dialog, siswa dapat melengkapi dialog sesuai dengan ungkapan stance.
7.   


1.   Diberikan suatu model bacaan, siswa mapu mencari ide utama suatu bacaan atau paragraph.

2.   Diberikan suatu model bacaan, siswa mapu mencari topic suatu bacaan atau paragraph.


3.   Diberikan suatu model bacaan, siswa mapu mencari informasi rinci dari suatu bacaan atau paragraph.


4.   Diberikan suatu model bacaan, siswa mapu mencari persamaan kata atau lawan kata dari suatu bacaan atau paragraph.

5.   Diberikan suatu model bacaan, siswa mapu mencari judul yang tepat suatu bacaan atau paragraph.


6.   Diberikan suatu model bacaan, siswa mapu mencari kata pengganti dari suatu kata dari suatu bacaan atau paragraph.





Essay










PG

1

2
3

4
5



1, 7, 8, 14, 24

4, 8, 14, 24

5, 9, 11, 12, 16, 17, 18, 19, 21, 22

6, 10, 13, 20,

15,

23




English teacher,


Ali M. Syuryanto, M.Pd

                                                                                    NIP. 19690804 19970327 1003
Pejabat Publik Yang Humanis
CATATAN
Ali Muttaqin Syuryanto, M.Pd
(Pendidik dan pengamat sosial)

                Tergelitik hati pagi ini ketika melihat Koran pagi Berau Pos, Rabu 11 Januari 2017, rasa penasaran memang dan ingin segera  menyambar dan membacanya. Yang membuat tergelitik untuk segera membacanya adalah kata ‘humanis’ yang dipakai oleh wartawan dalam menulis headline beritanya.
                Mungkin saja atau hampir jarang kita temui kata itu atau karena kata itu yang seharusnya selalu ada dalam diri kita baik sebagai pejabat publik atau masyarakat biasa ketika kita berhadapan dengan orang lainnya. Atau munhgkin karena banyaknya kasus atau pengalaman yang kita dapatkan bahwa banyak pejabat publik atau sebagian besar yang bermuka masam ketika berhadapan dengan masyarakat yang sedang mengurus keperluan di kantor layanan umum.
                Rasa gembira semburat ada dalam rona wajah saya dari headline Koran tersebut. Mungkin, karena penulis merasa ada sebuah harapan baru dari seorang pejabat publik yang selama ini sangat diharapkan oleh masyarakat terhadap layanan ‘prima’ yang seharusnya diberikan oleh pejabat publik pada umumnya.
                Kenapa pejabat publik harus humanis atau mengapa masyarakat menuntutnya? Ini mungkin pertanyaan besar yang harus diuraikan disini. Tidak lain karena mereka dibayar oleh Negara untuk melayani masyarakat. Dan Negara mendapatkan dana untuk menggaji pejabat publik dari, diantaranya adalah, pajak yang dibayarkan oleh masyarakat ke pemerintah.
                Mungkin ada pejabat yang ‘ngeles’ dengan mengatakan ‘saya ini kerja, kalau nggak berhasil nanti akan kena marah oleh ‘bos saya’ sehingga kemudian harus melakukan segala cara untuk melakukan pekerjaan secara cepat dengan tidak mengedepankan sisi manusianya’. Tapi ini perkiraan penulis, mungkin juga nggak seperti anggapan penulis. Tapi kemudian ada pertanyaan lanjutan, ‘’yang menyuruh mereka jadi pejabat publik siapa?’’.  Maka harus dipahami bahwa pejabat publik itu digaji dari sebagian uang rakyat dan untuk melayani rakyat. Apakah pelayan rakyat itu harus seperti itu dalam melayani masyarakat yang dalam hal ini adalah ‘’bosnya’’. Ini adalah baru sebagian pertanyaan kecil dari penulis.
                Public care atau public watch?
                Untuk mengantisipasi pejabat publik yang kurang ramah dalam melayani bosnya atau dalam hal ini adalah masyrakat yang memerlukan jasanya, mungkin perlu adanya kesadaran dari masyarakat sebagai pengguna jasa pejabat publik untuk bisa menegur dan melaporkan kepada atasannya yang lebih tinggi sebagai suatu bentuk dari public care atau public watch dalam memberikan pelayanan pada masyarakat. Atau perlukah sebuah aplikasi yang terhubung langsung kepada atasan atas skinerja layanan yang diberikan kepada masyarakat sehingga para pegawai pemerintah bisa bekerja dengan baik dan ramah dalam melayani masyarakat. Sebagian masyarakat kita sudah pintar dengan merekam kejadian yang ada dan diunggah dalam dunia maya. Tapi nggak semuanya sempat dan merekam kejadian perkara.
                Sebagai pembanding, mungkin kita bisa mengambil pelajaran di luar Indonesia, dimana masyarakat punya kesadaran yang sangat tinggi terhadap pengawasan layanan publik. Mungkinkah suatu saat masyarakat dibolehkan untuk mengusulkan kepada pemerintah ketika melihat pejabat publik yang tidak humanis dalam memberikan layanan kepada masyarakat kemudian bisa melaporkan dan mengusulkan agar pejabat itu diganti yang lebih humanis?

                Yang jelas, masyarakat kita mendambakan pejabat publik yang humanis dan semoga niat kepala SATPOLL PP yang baru, bapak Ahmad Ismail, bisa terlaksana dan diikuti oleh yang lainnya. Bagaimanapun juga, pemerintahan itu bisa berjalan dengan baik adalah karena fungsi kelembagaan yang berjalan sesuai dengan rasa kemanusiaan yang ada pada diri manusia. Bukan sebaliknya.